Minggu, 03 Januari 2016

Pulau Berhala Lingga Kepulauan Riau

Pantai Pulau Berhala

PulauBerhala


Sebuah pulau yang terletak di bagian selatan Kabupaten Lingga Provinsi Kepulauan Riau. Pulau Berhala pernah mengalami status quo selama 10 tahun karena menjadi objek sengketa antara pemerintah daerah di Jambi dan Kepulauan Riau. Kedua pemda mengklaim sebagai pemilik wilayah pulau itu. Akhirnya perjuangan panjang rakyat Provinsi Kepulaun Riau (Kepri) untuk mendapatkan Pulau Berhala membuahkan hasil. Mahkamah Agung (MA) memutuskan Pulau Berhala kembali ke pangkuan Kepri. Pulau nan itu sebelumnya disengketakan dengan Provinsi Jambi sejak 1981. Sengketa baru berakhir pada tahun 2013. Mahkamah Konstitusi memenangkan otorisasi wilayah kepada pemerintah Kepri. MK mengabulkan permohonan pengujian Penjelasan Pasal 3 UU No. 25 Tahun 2002 tentang Pembentukan Provinsi Kepulauan Riau terkait sengketa Pulau Berhala. Dasar putusan MK mengacu pada putusan uji materi MA No. 49 P/HUM/2011 tertanggal 9 Februari 2011 yang telah menetapkan Pulau Berhala bagian dari wilayah Kabupaten Lingga, Kepulauan Riau (Kepri).


KRONOLIGIS SENGKETA PULAU BERHALA

  • Sengketa Pulau Berhala berlangsung sejak 1981. Saat itu Gubernur Jambi dijabat Masjchun Sofwan. Sementara wilayah kepri masih dibawah Provinsi Riau.
  • Menteri Dalam Negeri Gamawan Fauzi melalui Peraturan Menteri Dalam Negeri (Permendagri) Nomor 44 tahun 2011 menetapkan Pulau Berhala masuk ke dalam wilayah Kabupaten Tanjung Jabung Timur, Provinsi Jambi. Permendagri ditetapkan pada 29 September 2011 dan diundangkan di Jakarta pada tanggal 7 Oktober lalu.
  • Pemprov Kepri mengajukan Judical Review pada 19 Desember 2011 atas Permendagri No 44/2011.
  • Mahkamah Agung (MA) memutuskan Pulau Berhala kembali ke pangkuan Kepri yang dibacakan tangal 9 Februari 2012. (bbs).  

Tugu Pernyataan Sultan Lingga

Sejarawan Pastikan Wilayah Lingga


SALAH SATU acuan atas keberadaan Pulau Berhala adalah bukti-bukti otentik semasa Kolonial Belanda, yang sepatutnya bisa dijadikan acuan tentang status dan keberadaan Pulau Berhala. Jejak rekam sejarah itu bisa menjadi menjadi metode yang tepat untuk menyelesaikan konflik berlarut-larut di Pulau Berhala.

Sejarawan pascasarjana Universitas Indonesia (UI), Harto Yuwono yang meneguhkan keberadaan Pulau Berhala sebagai bagian dari wilayah Kepri. Harto bahkan memegang dokumentasi sejarah yang sebagian diantaranya masih asli. Dokumen itu ia dapatkan tatkala berkunjung ke Denhaag Belanda dalam sejumlah proyek penelitian beberapa tahun silam. Lima salinan peta yang dimulai pembuatannya pada 1860 pun ia pegang salinannya.

Di dalam catatan singkatnya, Harto menjelaskan, dari sisi historis, Pulau Berhala masuk ke wilayah Lingga ketika dimulainya pembangunan mercu suar. Dipaparkannya, setelah membuat Traktat Siak pada 1854 dan menduduki Bengkalis pada 1856, perhatian Belanda beralih ke Lingga dan Indragiri. Pada 1857, utusan Belanda W.P Versteegh membuat kontrak persahabatan dengan Sultan Lingga yang menyebutkan Pulau Berhala sebagai hak Sultan Lingga.
Di salinan dokumen berikutnya, Harto menyingkap tentang temuan kandungan batu granit berkadar tinggi. Pasca-penelitian, tepatnya 18 Desember 1919, pemerintah Kolonial Belanda menyerahkan konsesi penambangannya kepada investor swasta dengan masa kontrak 75 tahun. Isi kontrak itu tertuang di ‘Telegram van Gouvernment Secretarie Nomor 25’.

Tentunya patut diapresiasi jerih payah Sejarawan Harto memaparkan Pulau Berhala dalam sebuah rally dokumen. Ada manuskrip yang terdiri dari Besluit (SK) Gubjen Kolonial Belanda pada 1860, laporan perjalanan Tome Pires di Verhala (Pulau Berhala), agenda (surat sekretariat negara Kolonial Belanda tentang pemekaran wilayah Kepri pada 1907, 1922, dan 1932), dan catatan harian VOC dari 1802-1816.
Makam Datok Paduko Berhalo


Lainnya berbentuk leksikografi berisi ”Staatblads” (LN), ”Regenning Almanak” (almanak pemerintah), ”Kolonial Verslaag” (pidato Menteri Kolonial Belanda di depan parlemen Belanda), Lembaran Negara (LN) Republik Indonesia 1957, dan salinan peta yang sudah lima kali revisi.

Kajian keilmuan telah dilakukan Harto. Sengketa Pulau Berhala kiranya menjadi sebuah pelajaran penting dalam mencermati pola pengambilan kebijakan pemerintah. Bahwa peninggalan sumber tertulis yang disebut ‘arsip’ seringkali terabaikan atau justru hanyut di bawah tekanan dan lobi-lobi politik.

Dalam perjalanan sejarah, Pulau Berhala juga mempunyai beragam nama. Misalnya di laman resmi Pemerintah Kepulauan Riau, www.kepriprov.go.id, pulau itu memiliki beberapa nama, di antaranya Pulau Dakjal yang diberikan orang Arab, Pulau Afgod (Belanda), Pulau Bertayil (Jerman), Pulau Verrella (Portugis) atau Pullo Berella (Tome Pires), yang artinya Pulau Berhala. Sebagian pelaut atau nelayan menamakannya Pulau Hantu.
(sumber: Haluan Kepri )
 
Menara di pulau depan pulau Berhala
Namun, dua tahun setelah keputusan MK, Pulau Berhala nyaris tak berubah. Belum tampak pembangunan berarti dari otoritas setempat untuk memperkuat daya tarik pariwisata Berhala. Satu dari dua dermaga di pulau itu telah hancur sehingga hanya menyisakan tonggak kayu di tengah laut. Satu dermaga lainnya juga rusak sebagian, tetapi belum pernah diperbaiki hingga kini.
Hal ini sangat perlu diperhatikan oleh Pemda Kepri dan khususnya Pemkab Lingga jika ingin mempontensialkan pulau ini. Butuh sentuhan maksimal berupa penyediaan berbagai fasilitas agar keelokan makin bersinar.

Karena Sejatinya Pulau seluas 60 hektar ini adalah sebuah pulau kecil mungil, yang memiliki fenomena alam mempesona. Di sebelah utara pulau itu terdapat sebuah selat, yang juga dinamai Selat Berhala. Di sekitar pulau terdapat beberapa buah pulau-pulau kecil, yaitu Pulau Manjen, Pulau Telor, Pulau Layak, Pulau Selumar, Pulau Nyirih dan Pulau Niur. Pulau-pulau tersebut kelilingi air laut berwarna kebiru-biruan yang jernih, berpantai landai, dan sebagiannya merupakan hamparan pasir kuarsa putih dan sebagian lagi berbatu.

Walaupun pulau kecil ini di kelilingi laut dalam, namun sumur yang digali sedalam 10-15 meter dari bibir pantai, menghasilkan air tawar bening dan tidak berbau. Karena itu, pulau ini sangat cocok dijadikan sebagai obyek wisata bahari. Pulau dengan penghuni berbahasa Jambi dan Melayu itu juga memiliki sumber mata air paling jernih di dunia.

Disisi lain, ada dugaan lain tentang kekayaan Pulau Berhala. Konon, pulau tersebut memiliki kekayaan mineral yang luar biasa. Hanya saja belum tergali hingga saat ini.

Sejumlah peninggalan bersejarahpun banyak terdapat di pulau ini, seperti makam Datuk Paduko Berhala, pendiri Kerajaan Melayu Jambi. Makam itu berada di pinggang bukit. Ada pula meriam katak di leher bukit pulau itu. Semakin ke puncak, terdapat sebuah meriam Jepang di antara semak-semak liar.

Di bagian bawah pulau, terdapat dapur tentara Jepang berbentuk mirip tungku penghangat setinggi 1,5 meter. Tidak jauh dari situ, ada tempat persembunyian alias bungker tanah.
 
Dermaga Pulau Berhala
Dari warisan sejarah dan keindahan alam Pulau Berhala, tak kalah menarik justru kekayaan bawah lautnya yang menyimpan karang akar bahar atau gorgonian penuh warna. Bawah lautnya pun kerap menjadi lokasi penyelaman bagi peneliti ataupun wisatawan minat khusus, yang ingin melihat temuan bangkai-bangkai kapal tenggelam di masa lalu. (Sumber: Kompas.com)

Sudut mana pun mata memandangan selalu terlihat cantik. Bebatuan kuarsa besar menjulang dan menyebar di dekat dermaga, pos peristirahatan, ataupun di antara pepohonan kelapa yang telah berusia 30-an tahun. Pepohonan tersebut memenuhi pulau hingga mendekati puncak bukit setinggi 200 meter dari permukaan laut. Air laut di sekitar pantai yang berwarna hijau kebiruan menambah suasana damai bila berkunjung. Sambutan hangat warga dengan keramah tamahan semakin membuat seakan tak mau pulang.

Hingga kini tiap akhir pekan, ramai wisatawan  lokal yang berasal dari Provinsi Jambi khususnya dari Kabupaten Tanjung Jabung Timur dan sekitarnya berwisata mengisi kesepian resort, gazebo - gazebo yang telah ada sembari menikmati keindahan dan keelokan akan pulau ini. Berbagai kegiatanpun mereka lakukan seperti bersantai, karoke, ziarah dan berwisata ke tempat sejarah lainnya dipulau ini.


Mari !!!

Jangan mau ketinggalan kitanya !!!  khususnya Pemkab Lingga dan warga Kab.Lingga.Semarakkan pulau ini hingga suatu hari menjadi ojek ekowisata yang bernilai di Kabupaten Lingga yang bisa menarik wisatawan berkapasitas besar hingga meraih omset untuk Kab.Lingga.(arp)

Pantai Pulau Berhala

Pantai Pulau Berhala

Pantai Pulau Berhala

Dermaga Pulau Berhala

Pantai Pulau Berhala

Pantai Pulau Berhala

Sekian !!!
TerimaKasih












1 komentar:

  1. saya IBU WINDA posisi sekarang di malaysia
    bekerja sebagai ibu rumah tangga gaji tidak seberapa
    setiap gajian selalu mengirimkan orang tua
    sebenarnya pengen pulang tapi gak punya uang
    sempat saya putus asah dan secara kebetulan
    saya buka FB ada seseorng berkomentar
    tentang AKI NAWE katanya perna di bantu
    melalui jalan togel saya coba2 menghubungi
    karna di malaysia ada pemasangan
    jadi saya memberanikan diri karna sudah bingun
    saya minta angka sama AKI NAWE
    angka yang di berikan 6D TOTO tembus 100%
    terima kasih banyak AKI
    kemarin saya bingun syukur sekarang sudah senang
    rencana bulan depan mau pulang untuk buka usaha
    bagi penggemar togel ingin merasakan kemenangan
    terutama yang punya masalah hutang lama belum lunas
    jangan putus asah HUBUNGI AKI NAWE 085-218-379-259 tak ada salahnya anda coba
    karna prediksi AKI tidak perna meleset
    saya jamin AKI NAWE tidak akan mengecewakan



    BalasHapus