Minggu, 09 September 2018

Ambigu



Disini...
Tepat setelah gelap yang kurasa hilang
Kau datang membawa terang, melukis cahaya angan

Saat aku tidak lagi menginginkan masa lalu
Kau hadir memberikan lukisan rindu

Aku tak lagi ditengah kegalauan
Aku tak lagi diambang penghianatan
Aku disini, berada dalam nada-nada penasaran

Ketahuilah
Sepatah kata yang ku ucapkan,
Ku rangkai dengan penuh pertimbangan
Bait perbait kata yang ku tulis,
hanya ingin mengalahkan rasa
dan kau yang masih saja misterius

Ucap salam
Tanya kabar
Bahkan hingga pertanyaan konyol dengan tangan yang bergetar

Kau hanya menjawab apatis

Yah...
Aku pernah berdiri pada situasi ini
Disaat semua yang aku pikirkan menang
Tapi hanya sebuah halusinasi

Ambigu memang, berharap pada ketidakpastian
Mungkin ini belenggu yang membuat jalanku menjadi pincang

***

Pada khayalan panjang yang berisi angan memiliki
Aku mengisahkan cerita bersemi yang bermula dari imajinasi

Pikirku
Apapun rasa yang mengalir dari mata menuju vena hingga jantung berkata dia harus menjadi nyata

Terbangun dari mimpi yang begitu indah
Hingga, retak dada berserak membawa aku dalam pasrah
Melayang membawa rasa, bertaburan bersama lembabnya pipi yang mulai basah

Kau
Kau hadir memberikan jejak masa depan yang ingin aku bingkaikan

Kau
Kau yang aku mimpikan hingga malam ku lagi tak lagi panjang

Dan kau
Kau yang bisa merefleksikan aku, menyapa sebagai satu satunya yang kunantikan

Tunggu
Santailah sejenak
Aku ingin sekali mendengar basa basimu
Kiriman katamu yang pendek menyesakkan aku malu dan dungu

Berbicaralah yang panjang
Aku ingin bercerita tentang nyatanya sebuah perjuangan
Hingga kaupun bisa membuka ruang
Bahwa harapan bukan lagi sekedar penantian



Daik Lingga, Senin (10/09/2018)

Minggu, 13 Agustus 2017

Mungkinkah Pola Mereka Akan Bertahan 100 Tahun Lagi ?

Suku Laut Tajur Biru, Kabupaten Lingga (doc)


Catatan Kecilku

Nilai budaya yang dimiliki oleh setiap masyarakat, memiliki kekayaan yang begitu besar nilainya. Akan tetapi seiring perkembangan zaman upaya pelstariannyapun mulai luntur, bisa jadi dipengaruhi oleh faktor eksternal maupun faktor internal masyarakat itu sendiri.

Pelestarian merupakan proses atau tehnik yang didasarkan pada kebutuhan individu itu sendiri. Kelestarian tidak dapat berdiri sendiri tanpa adanya penopang. Oleh karena itu harus dikembangkan pula, dengan apa caranya karena melestarikan suatu kebudayaan pun dengan cara mendalami atau paling tidak mengetahui tentang budaya itu sendiri.

Dengan keadaaan yang kita alami sekarang ini. Kita disudutkan dengan situasi dilema yang begitu besar. Bagaimana tidak, semakin lajunya arus kemajuan perkembangan dunia. Melaju pula arus peradaban negeri ini. Hingga mengharuskan kita berusaha mengubah pola yang dulu pernah kita lakukan dan beralih kepada pola baru yang kita dapat. Ya Akulturasi kebudayaan, sama persis bisa menghilangkan kebudayaan asli. Peradaban dan tradisi semakin tercecer tergerus.

Terkhusus di Riau Kepulauan. Di Kabupaten Lingga sendiri pergeseran itu perlahan - lahan mulai tampak pada peradaban suku laut. Situasi ini yang paling mudah kita jumpai. Bisa kita bandingkan dengan pola hidup berdasarkan cerita orang-orang tua bagaimana suku laut itu. Namun sayangnya pola itu mulai luntur.

Suku laut Tajur Biru, Kabupaten Lingga (doc)

Mungkin 10 tahun yang lalu, pola hidup bersampan orang suku laut sangat mudah dijumpai. Ratusan pulau di Kabupaten Lingga pernah mereka jejaki hanya dengan kebiasaan hidup nomaden. Mereka tidak perlu mewah, cukup dengan hasil pencarian hari ini, cukup pula buat makan sehari. Namun mereka bisa membentuk kekompakan dan sikap kekeluargaan dirasakan satu dan yang lain. Bisa kita lihat saat mereka hidup dalam kelompok-kelompok.

Semakin maju kedepan, berbagai program penyetaraan layak hidup mulai menjangkau sampai ke pelosok negeri. Termasuk suku laut di Lingga. Progam Suku Adat Terpencil (KAT) dari pemerintah mulai merambah sedikit demi sedikit bagaimana itu kemajuan peradaban. Pola hidup lama orang laut semakin terkikis. Mereka sudah mengenal apa itu milenium.

Hidup nomaden yaang sekian abad dilakuan mulai punah, sulit dijumpai. Hidup berburu untuk makan sehari mulai hilang. Mungkin kekompakan pada diri merekapun bila digali pasti memudar.

Zaman ini, mereka sudah mengenal beragam kemajuan zaman. Mereka sudah tahu rumah tetap didaratan, bukan lagi sampan. Mereka tidak lagi memakai atribut khas mereka, sebab mereka sudah mengenal beragam barang baru bahkan peralatan elektronik canggih. Sayangnya lagi terlebih bahasa suku, yang hanya sedikit sekali dijumpai yang bisa menggunakannya lagi.

Mereka layak dijadikan manusia peradaban ini. Mereka layak hidup dengan kesetaraan karena bagaimanapun hal tersebut telah diamanatkan dalam UUD 1945 pasal 28 A sampai J tentang Hak Asasi Manusia. Salah satu hak diakui sebagai warga negara dan hak pendidikan yang merupakan suatu proses yang harus mereka jumpai dan mereka tempuhi sebagai warga negara.

Perbandingan yang sangat drastis bukan. Sebab kita bisa melihat itu sekitar beberapa tahun belakangan namun belum seperempat abad hal itu mulai langka. Mungkin 10, 20 atau 30 tahun lagi, kebudayaan dan pola hidup nomaden sang pengembara laut akan benar-benar langka bahkan hilang disapu gelombang perkembangan zaman ???

Anak-anak suku Laut Tajur Biru, Kabupaten Lingga (doc)

Lantas siapakan yang salah dalam hal ini ?

Pemerintahkah yang salah karena terlalu cepat dengan kemajuan dan mendoktrin kemajuan itu kepada mereka ??? Ataukah kita yang ingin mereka tetap bertahan dengan pola hidup mereka karena merupakan suatu kekayaan Bumi Bunda Tanah Melayu ??

Mungkin kita yang hidup di zaman milenium ini akan bertanya hal itu. Tapi bagaimana dengan pola penyetaraan hidup setiap warga negara ??

Satu sisi kita memang tidak mungkin membiarkan ini menjadi sejarah. Satu sisi kita juga tidak bisa membiarkan mereka hidup dengan ketertinggalan. Dengan kata setiap kehidupan pasti mengenal sejarah. Namun siapakah yang mampu menjadi penopang untuk mempertahankan budaya mereka, akulturasi dan kemajuan ini.

Pemerintah memang benar dengan kesetaraan hidup warga negara. Masyarakat memang benar dengan kesinambungan hidup. Aktivis memang benar dengan upaya memperhatikan dan mengajak kearah lebih maju. Dan mereka (suku laut) memang benar, jika bertahan tertinggal dan jika ikut, mereka meninggalkan ciri mereka sendiri.

Dilema, itu yang saat ini kita rasakan. Tidak ada yang salah, hanya saja kita butuh cara bagaimana menjalankan dua hal ini tanpa ada yang hilang dan dikorbankan. Upaya apa saja yang bisa dilakukan oleh kaum generasi muda saat ini terutama dalam melestarikan dan menjaga eksistensi nilai budaya itu agar tidak luntur ? Ini masih jadi tanda tanya. (Arpa)

Rabu, 02 Agustus 2017

Buah Bungkat, Hingga Timbul Sumpah



"Kami Para Lanun bersumpah tidak akan datang lagi ke Kampung ini untuk merompak," begitu ungkap Lanun yang seketika kalah dalam pertikaian dengan Batin Mabot, berdasarkan cerita rakyat setempat dalam tulisan Drs. Abdul Razak M.Pd, putra asli desa Sungai Pinang.

Sungai Pinang, sebuah wilayah  administratif berbentuk desa yang telah ada sejak sebelum Lingga dijadikan Kabupaten atau masih dibawah pemerintahan Kabupaten Kepulauan Riau. Nama Sungai Pinang juga sudah termaktub dalam lisan sejak era Kerajaan Riau Lingga dimana menurut cerita rakyat kondisi sungai menuju perkampungan ini dihiasi dengan jejeran tumbuhan pinang.

Sebuah desa di bagian timur pulau Lingga ini, kini telah menjadi pusat pemerintahan sebuah kecamatan yakni Kecamatan Lingga Timur.

Ada yang menarik jika bercerita tentang cerita rakyat setempat. Lanun tidak lagi berani masuk kampung ini selama tujuh keturunan. Mengapa bisa demikian ?

Drs. Abdul Razak M.Pd, pernah menulis dalam tulisan kumpulan cerita rakyat yang berjudul Batin Mabot, menceritakan tentang kedatangan para Lanon yang ingin merampas harta benda milik orang-orang kampung Sungai Pinang. Tetapi tidak berhasil karena tepak sirih emas yang ajaib.

Selain itu, ada sumber lain yang masih bisa diwawancarai dan menceritakan cerita rakyat Sungai Pinang yang hampir sama. Lanun tewas tertikam buah Bungkat ( jenis pohon bakau yang buahnya besar dan tajam).

Zaman Kesultanan Riau Lingga, pemimpin atau tetua di Sungai Pinang dikenal dengan gelar Batin, sebuah jabatan setingkat desa yang ditujukan oleh kerajaan. Adalah Batin Mabot yang memerintah Sungai Pinang waktu itu. Dia merupakan pimpinan pertama di Sungai Pinang.

Batin Mabot, teramat dikenal dengan kekuatan batin dan ilmu bela diri. Dengan sikap kepimpinan dan keramahtamahannya dia mampu membina hubungan baik dengan orang-orang suku Mantang (suku Laut) diperairan Lingga. Hingga keduanya mengikrar sumpah mengaku saudara sampai bila manapun. Seterusnya, sampai kepada Batin-Batin selanjutnya.

"Kami kalau ke Sungai Pinang. Kalau kami dulu itu yang jadi pengulu Sayed Abdul Jalil. Sebut aje name die, kami dah dimudahkanlah masuk Sungai Pinang tu. Karena memang dari dulu. Batin-Batin dengan tok nyang kite orang mantang ini dulu memang sudah mengate saudare. Dulu pakai sumpah," kata Tok Anis, tetua suku laut di Pulau Lipan, desa Penuba ketika menjawab dan menceritakan kisah di Sungai Pinang.

Salah satu bentuk persaudaraan dan kerjasama yang dilakukan Batin-Batin Sungai Pinang dengan suku laut yakni dalam capaian hasil panen kebun.
Diceritakan Anis, sekita itu musim buah durian dan cempedak. Awal memasuki masa panen, bahasa di kampung dikenal dengan nama "Buang hantu atau buang Buruk".

Biasanya pada masa awal ini, buah-buahan seperti durian dan cempedak diwarnai dengan buah yang tidak bagus atau kondisi daging buah yang buruk. Orang-orang suku laut ini diminta untuk melakukan semacam ritual agar kondisi serupa mengenai buah ini tidak lagi terjadi pada buah selanjutnya.
Ritual dilakukan dengan menunda beberapa butir  buah yang buruk dengan sampan kajang suku laut. Dikayuh sepanjang sungai dengan adat buang sial oleh suku laut yang dilengkapi dengan nyanyian dan jampi-jampi.

"Jadi kami nyanyilah, begendang bawak buah itu sepanjang sungai. Buang hantu, buah isi yang tak bagus. Padahal kite inilah hantu jok, kawan tok dimakan die sampai sakit perut," lanjut Tok Itam, sapaan akrabnya dikalangan masyarakat suku laut pulau Lipan dengan sedikit canda.

Dengan hubungan baik yang terjalin sejak dulu ini, lanjut dia suku lautlah yang membantu memberi kabar ketika ada lanun yang ingin merampok wilayah kampung Sungai Pinang semasa Batin Mabot. Mendengar kabar itu Batin Mabot pun telah siap menanti para lanun tersebut.
Tidak seperti tabiat lanun sekarang yang merampok tanpa permisi. Tetapi semasa itu pertikaiannya bertatakrama, lanun haruslah terlebih dulu mengalahkan pemimpin kampung baru bisa mengambil semua harta benda di wilayah itu.

Seketika sampai di darat Sungai Pinang, kepala lanun menerjang satu persatu pohon kelapa hingga bertumbanganlah sejumlah pohon kelapa tersebut. Tetapi, Batin Mabot tetap menyambut tamunya dengan sopan, mengikuti adat tradisi melayu.

"Dihidangkan tepak sirih cok, taulah orang dulu bukan macam kita sikit ilmu. Tepak sirih kecil tapi naruh bende banyak. Tapi lanun tu tidak nak makan sirih. Entah takut ke nengok tepak sirih kecik tapi banyak nyimpan gambir, daun sirih, kapur, buah bakik. Jadi die tidak makan, takot. Nengok Batin lah takot. Padahal itu adat jamu tamu orang dulu," lanjut dia.

Dengan begitu kepala lanun pun mundur dan bergegas mengajak lanun-lanun lainnya turun ke perahu kajang mereka dan pergi meninggalkan Sungai Pinang. Tapi dipertengahan jalan, kerena kondisi air surut mereka kandas dan berhenti menunggu air laut pasang. Mereka para lanun berteduh dibawah pohon Bungkat sembari mencari angin segar dibawah pepohonan.

Tetapi malapetaka terjadi sebelum pasang. Karena tidak menerima jamuan sirih Batin Mabot, buah bungkat yang merupakan jelmaan keris Batin Mabot seketika jatuh menembus atap kajang perahu lanun dan menebus perut kepala lanun hingga ke geladak perahu kajang. Seketika itu pula matilah kepala lanun yang sakti mandraguna tersebut hanya tertikam buah bungkat.

"Matilah die, tertikam buah bungkat. Masuk ke perut. Dibawaklah balek anak buah die. Entah tok tak tau kemane tempatnye. Lanun itu orang bugis," cerita dia lagi.

Setelah itu kejadian itu, lanun tidak lagi berani datang ke Sungai Pinang. Karena kejadian serupa pasti terulang selama Sungai Pinang masih dipimpin Batin-Batin yang hebat.


"Itulah lanun bersumpah sampai tujuh keturunan tidak datang lagi ke Sungai Pinang. Mane ada orang kami mantang tidak tau Sungai Pinang, ade cerita lanun. Atok ni jaman kecik dulu suke dicerite Datok Nyang atok," ujar dia menutup perbincangan tentang sumpah Lanun yang takut datang lagi ke Sungai Pinang. (Arpa)

Minggu, 19 Februari 2017

Aku Yang Terlupa

Pulau wisata
Pulau Penaah, Kecamatan Senayang. 

(Foto.nrt)















































































Aku Yang Terlupa

Beberapa tahun silam aku ada
Beberapa tahun silam aku dijaga
Beberapa tahun silam aku diperhatikan

Bahkan namaku masuk dalam daftar naskah itu
Naskah besar demi kemajuan aku dan bunda ku

Aku sedih...
Aku kah yang tak elok rupanya lagi ???
Aku kah yang tak memberikan manfaatnya lagi

Atau mereka yang sengaja memanfaatkan aku lah aku dilupakan

Rakyatku kini menjerit kekecewaan
Bertanya-tanya kemna pergi mereka yang tak pedulikan aku lagi ??

Hingga rasa ketidakpercayaan, buas dan marah begitu besar tumbuh di hati rakyat kecilku

Lantas...
Apa yang harus ku perbuat ???
Aku hanya seponggah barang yang bergerak
Keindahan ku masih menawan bila dilirik

Mungkinkah mereka tidak mau lagi dengan ku
Membenahi ku, memeliharaku, menjagaku dan bahkan mengenalkan aku pada dunia

Aku kecewa, 
Aku kecewa sebab merasa dilupakan 
Aku kecewa sebab aku lagi tak berguna

Kini,
Aku hanya tinggal menunggu senja
Wajahku tak seelok cahaya senja lagi
Aku sudah dilupakan
Aku sudah tiada 

Dabosingkep, Minggu (19/02/2017)

Jumat, 15 Januari 2016

Beberapa Cerita Menarik di Balik Tragedi Bom di Jakarta

Indonesia berduka
Oleh Arie Basnovat's

 Photo : Arie Basnovat's

Setelah terjadi ledakan teror yang menewaskan lebih dari lima orang di jalan kawasan Sarinah dan Tamrin Jakarta Pusat. Peristiwa yang terjadi di siang bolong saat aktivitas di sana tengah berjalan semestinya. Membuat gempar segnap nusantara.

Kabar ini kemudian begitu cepat menyebar luas ke seluruh dunia baik via media sosial maupun media massa. Peristiwa ini pun mendapat respons yang sangat cepat oleh para netizen di dunia dan seluruh Indonesia, mereka sangat mengutuk aksi teror yang memakan korban jiwa maupun luka tersebut.  Tentunya tragedi ini mengundang simpati dari para netizen dan masyarakat luas apalgi yang menyaksikan secara langsung kejadian tersebut.

Oleh karena itu, untuk menyampai kan rasa simpati mereka atas kejadian itu seluruh pengguna media sosial terutama twitter menulis kan hastag pray for Jakarta (#prayforJakarta) pada status mereka sebagai simbol kepedulian terhadap sesama manusia ciptaan Tuhan.

Namun tahukah kita di balik serangan teror yang di lakukan oleh para pelaku teror tersebut tersimpan beberapa cerita unik, menarik yang harus kita ketahui.

Pertama, aksi nekad ratusan masyarakat yang menyaksikan secara langsung baku tembak antara polisi dan para pelaku aksi teror di tempat kejadian perkara yang mana aksi nekad masyarakat ini tidak pernah di lakukan oleh masyarakat luar negeri manapun yang mana saat negaranya di landa aksi terorisme, hanya di Indonesia loh.

Seperti ditulis di media Selebriti.com, "Hanya Ada di Indonesia" Ketika di negara lain, orang-orang justru panik ketika ada teror bom. Di Indonesia, orang-orang justru beramai-ramai menonton kejadian tersebut. Alhasil, apa yang terlihat malah seperti di lokasi syuting film action.

Fakta unik ini juga tertulis di Media Online Islampos dengan kalimat " Fakta menarik lainnya adalah masyarakat justru menonton adegan tembak menembak dalam jarak dekat. Seperti sedang menyaksikan syuting film layar lebar. Bahkan di foto yang lain, polisi sibuk menyembunyikan diri di belakang sebuah mobil sedangkan masyarakat tenang-tenang saja mengerumun di bagian belakang seolah tidak merasa terancam sama sekali."

Lain lagi ditulis Radar Rempoa News dengan kalimat "Nonton Bareng" Setelah peristiwa pengeboman berlangsung, ketika polisi sedang heboh baku tembak dengan teroris, warga ramai-ramai sedang menonton kejadian tersebut. Seharusnya area itu disterilkan sehingga polisi bisa bebas bergerak. Takutnya, warga yang jadi korban akibat peluru nyasar atau ledakan bom susulan.

Dari fakta ini mampu meyakinkan Nitizen sekiranya Rakyat indonesia Pemberani. Jakarta cukup mewakili segenap wilayah Nusantara.




Kedua, di tengah hiruk-pikuk baku tembak antara polisi dan pelaku aksi teror terdapat pula seorang pedagang sate yang gagah berani, ia asyik dengan jualannya tanpa memperdulikan apa yang terjadi disekitarnya pada saat itu, pedagang sate ini seolah-olah tidak ada rasa takut sedikitpun  saat kondisi yang tidak memungkinkan untuk ia berjualan dan pastinya akan membahayakan keselamatan dirinya, karena pada waktu itu kondisi dinyatakan belum aman. Namun tetap ia lakukan. Pastinya ini menjadi sebuah ikon/simbol rakyat Indonesia yang pemberani akan aksi brutal teroris dimata para netizen.

Hal serupa juga di posting oleh seorang penguna Path atas nama Wimpy.  Dilkutip dari  Merdeka.com seorang pengguna Path bernama Wimpy mengunggah foto seorang penjual sate. Meski terlihat biasa saja, penjual sate itu ternyata berada sangat dekat dengan lokasi ledakan bom Sarinah. Bahkan menurut Wimpy, posisi jualan si tukang sate yang terlihat cukup tua itu hanya 100 meter dari TKP.

Wimpy pun menyebut fenomena unik nan berani ini adalah bukti ketangguhan orang Jakarta yang tidak takut terhadap aksi terorisme.

"Gerobak sate ini hanya 100 meter dari lokasi serangan teroris sekitar 2 jam lalu, dan si abang masih memanggang satenya dan orang-orang pun masih terus memesan sate. Ini lah Jakarta!!! Kalian tidak bisa meneror orang-orang Jakarta!! Takut tak ada dalam kamus kami," tulis Wimpy dalam akun Pathnya.

Disamping itu, portal Islampos juga menceritakan hal serupa. Dalam laman tersebut, ada yang berkomentar dengan kalimat dalam bahasa Inggris yang kurang lebih bermakna, “Bilik sate ini hanya sekitar 100 meter dari daerah serangan teroris dalam kurun waktu hanya 2 jam setelah kejadian, dan orang-orang terus memesan sate. Ini adalah Jakarta, Anda tidak bisa teror orang Jakarta. Tidak ada kata takut dalam kamus kami.”

Perjuangan sang kakek penjual sate, yang dengan berani berjualan padahal kondisi masih belum benar-benar dinyatakan aman jelas sangat mengundang decak kekaguman. Betul kata pepatah, sekeras-kerasnya ibu tiri ternyata jauh lebih keras ibu kota. Jelas sekali meski keadaan belum aman, namun mengais nafkah di lokasi petaka mau tak mau mesti dilakukan.



Ketiga, pada saat para netizen beramai-ramai menuliskan hastag pray for Jakarta untuk menunjukan solidaritas mereka, muncul pula pesan larangan agar jangan menulis hastag seperti itu dengan alasan akan berdampak terhadap ekonomi negara.

Padahal dilansir Tribunlampung.co.id "Hastag" Pray For Jakarta merangkak menjadi Tranding Topic Twitter" Sejumlah netizen pun merespon peristiwa tersebut dengan menggalang gerakan hashtag #PrayForJakarta".

Jadi pertanyaan besar tujuan dari larangan hastag "Pray For Jakarta" itu.

No hastag Pray For Jakarta

Keempat, di tengah terangkat nya berita tentang aksi teror ini, muncul pula anggapan bahwa kejadian ini merupakan sebuah pengalihan isu belaka, melihat bertepatan saat kejadian itu pula PT. Freeport menawarkan divestasi saham nya kepada pemerintah, mengingat masalah PT. Freeport ini begitu sensitif karena menyangkut kepentingan hajat orang banyak.

Fakta ini diungkap disitus berita Bintang.com. Jakarta sungguh mencengangkan. Indonesia terkejut lantaran peristiwa ini terjadi tiba-tiba. Kamis, (14/1/2016) sebuah pos polisi meledak dan menewaskan setidaknya 6 orang. Semua orang berpikir, ini ada kaitannya dengan gerakan ekstremis seperti ISIS. Tapi tak sedikit netizen yang menduga bom Sarinah ini cuma pengalihan isu penawaran saham PT. Freeport.

Portal Piyungan dan Kaskus.co.id juga mengungkapkan hal sama dengan sumber seorang netizen @ferizandra yang menulis di jejaring twitternya bahwa akan ada pengalihan isu terkait batas waktu Freeport Indonesia menawarkan saham, yang deadline nya hari ini, Kamis, 14 Januari 2016.
"Jangan lupa besok 14/01/2016 batas waktu Freeport Indonesia utk menawarkan saham... hati2 pengalihan isu..." tulis akun @ferizandra tadi malam, Rabu (13/1).

Pengalihan Isu
Kelima, tidak lama setelah polisi berhasil melumpuhkan para pelaku aksi teror dan mengevakuasi korban ledakan bom di TKP saat  situasi sedikit kondusif, kebiasaan pengguna gadget mulai meramaikan situasi di TKP, seperti berselfie di tempat terjadinya ledakan bom jelas situasi saat lagi berduka, hingga pedagang kacang-kacang pun tidak kalah meramaikan tempat kejadian perkara tersebut. Ada-ada saja kelakuannya entah apa maksud dan tujuannya.

Selfie dan jualan kacang-kacangan

Keenam, dikutip dari Radar Rempoa News, Bukannya fokus pada kabar terorisme, Netizen malah heboh dengan tas selempang dan sepatu yang dikenakan oleh para polisi yang sedang mengendap untuk melumpuhkan teroris. Tas selempang yang digunakan dijelaskan bermerek Coach, sedangkan sepatunya yakni Adidas Camouflage dan sneaker merek Gucci. Bahkan ada juga Netizen yang dagang tas selempang yang dikenakan oleh sang polisi di jejaring sosial.

Sepatu dan Tas anggota Polri keren !!!


Ketujuh, Ini mungkin yang lebih menarik malah nitizen membahas face gantengnye seorang Polki. Ini kelakuan kaum hawa pastinya. Please deh people, fokus. Masih dikutip dari Radar Rempoa News saat orang-orang sedang ribut membahas terorisme dan bom di Sarinah Thamrin, sebagian Netizen justru membahas polisi ganteng yang diketahui bernama Rino Soedarjo yang sedang beraksi melawan teroris di TKP, lalu heboh di jejaring sosial dengan tagar #KamiNaksir. Ini baru luar biasa.

Ganteng ya ???

Kedelapan, barangkali fakta berikutnya yang tak bisa dilewatkan adalah munculnya pahlawan berseragam Go-Jek yang menyelamatkan salah seorang wanita dari lokasi kejadian. Entah siapa yang begitu luar biasanya mengambil objek foto tersebut, namun hasil bidikannya akan menjadi iklan yang sangat mendukung kemajuan sarana transportasi yang sempat dipermasalahkan. Bahkan mengutip pemberitaan pada laman Tempo (14/01/2016), akibat dari kejadian tersebut perusahaan Go-Jek memberi tumpangan gratis khusus wilayah Jabodetabek. Syukur akhirnya aksi pahlawan Go-Jek membawa berkah.

Aksi pahlawan Go-Jek

Melihat kejadian ini, Kondisi ideal yang harusnya ada ketika sebuah tragedi menghampiri sebagian atau seluruh wilayah Indonesia, alat-alat negara harus saling bekerja sama untuk mencari apa penyebabnya dan bagaimana mengatasi dampaknya. Namun realita yang terjadi pasca tragedi bom Sarinah seakan menjadi ring tinju alat-alat negara untuk berspekulasi dan berapologi. Jika memang begitu, maka sungguh kasihan masyarakat awam harus mengkonsumsi pertarungan yang tidak dipahami.

Pemerintah harus melakukan antisipasi sesegera mungkin agar kejadian ini tidak berulang lagi karena ini akan menyangkut kedaulatan negara dan Bangsa ini. Namun terlepas dari itu kita juga selaku warga negara Indonesia hendaklah selalu waspada terhadap ancaman yang seperti ini. Karena jika tidak, celah-celah seperti ini lah yang akan di manfaatkan para aksi teror untuk melakukan aksi mereka secara terus menerus hingga bangsa ini lumpuh dan hancur.

Ketika kita masyarakat Indonesia bisa berbondong-bondong meletakkan bendera negara lain (ketika bom Perancis)  pada background akun media sosialnya sebagai bentuk kampanye solidaritas menjunjung stabilitas kedamaian, masyarakat Indonesia juga harus mampu melakukan hal yang sama ketika tragedi bom Sarinah. Bukan tentang simbol, tapi tentang bagaimana kekuatan mental masyarakat Indonesia untuk perbaikan sistem kehidupan bernegara.

Indonesia butuh alat-alat negara yang bersinergi dengan satu sama lain dan nilai luhur Indonesia. Negara bukan tentang menjaga status quo kepentingan kelompok tertentu, negara adalah lembaga yang menciptakan dan mengontrol stabilitas peradaban pada suatu teritorial. Kondisi ideal negara yang terealisasikan akan menciptakan sistem kehidupan masyarakat tanpa kebekuan berpikir, jauh dari hal-hal latah dan sekedar menjadi follower.

Nauzubillah minzalik. Semoga kita dan negara ini selalu dalam lindungan Allah SWT  dan kedapan nya akan aman dan tenteram serta terbebas dari aksi teror.

Itulah beberapa cerita menarik di balik peristiwa ledakan bom Sarinah di Jakarta oleh pelaku terorisme, yang kami rangkum dan kami simak dari sumber-sumber media (Sosial maupun Massa).

Terimakasih 
Editor, Arpa Aindi

Rabu, 13 Januari 2016

Sejarah dan Perkembangan Tarian Zapin Menusantara

Ragam Tarian Zapin Menusantara

Seniman Besar Tom Ibnur

Tarian Zapin merupakan salah satu dari beberapa jenis tarian Melayu yang masih eksis sampai sekarang. Tarian ini diinspirasikan oleh keturunan Arab yang berasal dari Yaman yang mempunyai pengaruh arab parsi. Menurut sejarah, kata Zapin berasal dari bahasa arab yaitu "Zaffan" yang artinya penari dan "Al-Zapin" yang artinya gerakan kaki. Hal ini berkesinambungan karena tarian zapin lebih menekan pada gerakan kaki.

Zapin pada mulanya merupakan tarian hiburan di kalangan raja-raja di istana setelah dibawa dari Yaman oleh para pedagang-pedagang di awal abad ke-16. Masyarakat Melayu termasuk seniman dan budayawannya memiliki daya kreasi yang tinggi. Hal ini dapat dilihat dari perkembangan kreasi tari Zapin yang identik dengan budaya Melayu maupun dalam hal berpantun. Seniman dan budayawannya mampu membuat seni tradisinya, tidak mandek tapi penuh dinamika yang selalu dapat diterima dalam setiap keadaan. Tarian tradisional ini bersifat edukatif dan sekaligus menghibur, digunakan sebagai media dakwah Islamiyah melalui syair lagu-lagu zapin yang didendangkan.

Seperti yang di katakan Maestro Besar tari Tom Ibnur dari Institut Kesenian Jakarta (IKJ) dalam penyampaian di Wokrsop Seni Musik dan Tari yang diselenggarakan oleh Sanggar Megat Syah Alam di Balai Rung Sri, Istana Damnah Daik Lingga beberapa waktu lalu. Di Indonesia dikenal dua jenis zapin, yaitu Zapin Arab dan Zapin Melayu menjadi warisan budaya Indonesia yang memperkaya budaya bangsa dan menjadi bagian dari kekuatan kesatuan bangsa yang tak dapat saling dipisahkan satu dengan yang lainnya.

Zapin Arab disebut juga zapin lama, tumbuh dan berkembang di dalam kelompok-kelompok masyarakat turunan Arab yang berada di berbagai tempat di Indonesia, terutama di Jawa dan Madura. Tarian ini berkembang pesat dan dapat dijumpai di Jakarta, Tegal, Pekalongan, Semarang, Yogyakarta, Surabaya, Tuban, Gresik, Kraksan, Bondowoso, Situbondo, Sumenep, dan Pamekasan. Sementara di daerah lainnya terdapat dalam kelompok-kelompok kecil dan kurang berkembang seperti di Jambi, Pontianak, Mataram, Palu, Gorontalo, Ambon, dan Ternate. Zapin Arab terbagi dalam dua jenis, yaitu: zapin hajjir & lsquo (Hajjir, sejenis gendang yang mempunyai dua muka yang ditabuh menggunakan kayu berlilit tali ramin. Fungsinya untuk mengatur tempo musik) marawis dan zapin gambus. Perbedaan kedua jenis zapin tersebut terletak pada alat yang digunakan dalam iringan musik. “Zapin hajjir marawis” menggunakan marwas, hajjir’ dan madrut (Madrut suling terbuat dari bambu yang mempunyai lima lobang dan befungsi untuk melodi) sedangkan “zapin gambus” menggunakan gambus, marwas dan biola. Zapin Arab secara umumnya mengalami perubahan secara lamban, dan masih dipertahankan oleh masyarakat turunan Arab.

Zapin Melayu banyak terdapat di luar Jawa dan Madura. Tarian ini telah mengalami akulturasi dengan budaya lokal di mana tarian tersebut hidup dan berkembang. Para seniman lokalnya telah menumbuhkan dan menciptakan bentuk-bentuk baru yang dipengaruhi dan dijiwai oleh budaya melayu setempat. Dalam perkembangannya, zapin Melayu terbagi pula dalam dua jenis, yaitu: zapin Melayu “Keraton” dan zapin Melayu “Rakyat”. Zapin Melayu Keraton diperuntukkan bagi kalangan istana seperti yang terdapat di Deli, Siak, Sambas, dan Pontianak. Karena adanya kesultanan dan istana di daerah tersebut. Zapin Melayu Keraton telah mendapat aturan-aturan yang disesuaikan dengan keinginan istana. Sementara Zapin Melayu Rakyat berkembang dalam masyarakat melayu di seluruh Indonesia yang mempunyai kebebasan ungkap dalam batas sopan santun dan adat istiadat setempat. Zapin Melayu yang ditumbuhkan oleh para ahli lokal, dan disesuaikan dengan lingkungan masyarakatnya. Kalau zapin Arab hanya dikenal satu gaya saja, maka zapin Melayu sangat beragam dalam gayanya.

Tarian Zapin (Sumatera Utara, Riau, Kepulauan riau)
Begitu pula disampaikan Tom Ibnur sebutan untuk tari tersebut tergantung dari bahasa atau dialeg lokal dimana dia tumbuh dan berkembang. Sebutan zapin umumnya dijumpai di Sumatera Utara dan Riau, sedangkan di Jambi, Sumatera Selatan menyebutnya dana. Bengkulu dengan sebutan tari Satu. Julukan Bedana terdapat di Lampung, sedangkan di Jawa umumnya menyebut zafin karena jawa masih kental dengan zapin arab. Masyarakat Kalimantan cenderung member nama jepin, di Sulawesi disebut jippeng, dan di Maluku lebih akrab mengenal dengan nama jepen. Semenatara di Nusatenggara dikenal dengan julukan dana-dani. dan di Sulawesi Tenggara dengan sebutan Balumpa atau meloncat.

Konon sejarah menyebutkan sebelum tahun 1960, awalnya tari zapin hanya ditarikan penari lelaki tetapi namun seiring perkembangan penari perempuan juga ditampilkan. Dan kadang juga dibawakan secara bersamaan laki-laki dengan perempuan. Dahulu tari zapin ditarikan di atas tikar madani dan tikar tersebut tidak boleh bergoyang atau bergeser sedikitpun sewaktu menarikan tari zapin tersebut.

Tarian Dana (Jambi, Sumatera Selatan, Bengkulu sekitar)

Zapin mempertontonkan gerak kaki cepat mengikuti hentakan pukulan pada gendang kecil yang disebut marwas. Harmoni ritmik instrumennya semakin merdu dengan alat musik petik gambus. Karena mendapat pengaruh dari Arab, tarian ini memang terasa bersifat edukatif tanpa menghilangkan sisi hiburan. Ada sisipan pesan agama dalam syair lagunya. Biasanya dalam tariannya dikisahkan keseharian hidup masyarakat melayu seperti gerak meniti batang, pinang kotai, pusar belanak dan lainnya. Anda akan melihat gerak pembuka tariannya berupa gerak membentuk huruf alif (huruf bahasa Arab) yang melambangkan keagungan Tuhan.

Alat Musik pengiring tari zapin terdiri atas dua alat yang utama yaitu alat musik petik gambus dan tiga buah alat musik tabuh gendang kecil yang disebut marwas. 

Sebagai sebuah tarian persembahan, Tarian Zapin terbagi kepada 3 peringkat:

Peringkat ke-1: Pemukaan atau pembuka tariPeringkat ke-2: Pecahan atau gerak serta lenggang tariPeringkat ke-3: Penutup tarian


Tarian Zapin menumpukan pada langkahan dengan posisi kaki selalu tertutup dan tidak merendah. Kebanyakan posisi badan selalu bergerak seperti ombak mengalun. Posisi tangan tidak diperlihatkan secara jelas, tangan kanan maupun tangan kiri berada dibawah bahu. Biasanya lagu yang dinyanyikan dalam tarian zapi berunsur keagamaan, kata-kata nasihat, pujian kepada kebesaran agama dan kesempurnaan Budi Pekerti.




Tarian Bedana (Lampung sekitar)
Menurut Tom Ibnur alat musik pengiring pada zapin arab hanya ada gambus yang berada ditengah-tengah. Dalam bahasa ini gambus tersebut dianggap sebagai guru yang disebut Ta'azim. Zapin melayu seiring perkembangan zaman telahpun berkreasi tanpa menghilangkan nilai-nilai yang terkandung pada tarian zapin dan seiring itu pula alat musik pengiringnya telahpun bervariasi.

Tari Zapin telah mengalami penyesuaian dari segi bentuk dan ragamnya yang ternyata lebih tradisional sifatnya. Dengan itu tarian Zapin biasanya mempunyai pecahan tersendiri menurut tempat ia ditarikan, antaranya adalah:
• Tarian Zapin Arab
• Tarian Zapin Johor
• Tarian Zapin Lenga
• Tarian Zapin Pekan
• Tarian Zapin Tenglu

Tari Zapin yang ada di Indonesia, jelas terlihat bahwa gerakannya dirangkai dari gerakan-gerakan kaki. Gerak tangan terjadi secara wajar karena pengaruh gerak badan yang diakibatkan oleh gerakan-gerakan kaki. Pendapat ini menjadi lebih jelas lagi saat menarikan dan belalar tari Zapin. Pola lantai dan langkah-langkah kaki lebih banyak dibicarakan daripada bagian gerak tubuh yang lain. Misalnya dalam gerak titi batang, loncat belanak, tegagau, selimpat empat, selimpat delapan, sut patin, gencat, tahto, tahtim, bujur, serong, Pinang kotai, alip, pusing tengah, pecah delapan, ayam patah, bunga taman, catuk, geliat mata angin, dan sebagainya. Sedangkan untuk gerak tangan memberi panduan untuk bentuk-bentuk atau motif-motif tangan, seperti: sembah, ngempu dan genggam baro, serta beberapa gerak tangan antara lain siamang bejulat, bekayuh, lenggang sebelah, tepuk dan lainnya.

Tom Ibnur menjelaskan gerak-gerak dalam tarian zapin. Diakatakannya antara laki-laki dan perempuan adalah sama, yang membedakan hanyalah gerak tangannya saja.

Penjelasan Tom Ibnur akan gerakan-gerakan dalam tarian zapin meliputi  :
Tahto 1
Gerak ini bermakna Bermaksud sikap rendah diri dan menghargai. Gerak ini merupakan gerak yang ditampilkan diawal-awal tarian zapin. Gerak ini dilakukan sebanyak 2 kali yaitu pada awal dan akhir tarian zapin. Gerak ini dilakukan sebanyak 8 hitungan per 1 kali.
Tahto 2
Gerak ini bermakna Bermaksud sikap rendah diri dan menghargai. Gerak ini selalu dilakukan setelah gerak Tahto 1. Gerak ini dilakukan sebanyak 2 kali yaitu diawal dan diakhir setelah gerak Tahto1. Gerak ini dilakukan sebanyak 8 hitungan per 1 kali.
Tahto 3
Gerak ini bermakna Bermaksud sikap rendah diri dan menghargai. Gerak ini selalu dilakukan setelah gerak Tahto 2. Gerak ini dilakukan sebanyak 2 kali juga yaitu diawal dan diakhir setelah gerak Tahto 2. Gerak ini dilakukan sebanyak 8 hitungan per 1 kali.
Bebas
Gerak ini merupakan gerak yang selalu ditampilkan dalam tarian zapin. Gerak ini dilakukan diantara gerak-gerak yang lain, ada yang sebanyak 1 kali maupun sebanyak 2 kali. Gerak ini dilakukan sebanyak 8 hitungan per 1 kali.
Shut
Gerak ini bermakna Mendahulukan sikap adil dan sabar dengan keseimbangan . Gerak ini dilakukan setelah gerak bebas yang sebelumnya adalah gerak Tahto 3. Gerak ini dilakukan sebanyak 2 kali yaitu Shut maju dan Shut mundur. Gerak ini dilakukan sebanyak 16 hitungan per 1 kali.
Siku Keluang
Gerak ini bermakna Dinamis kehidupan. Gerak ini dilakukan setelah gerak bebas 2 kali yang sebelumnya adalah gerak Shut maju mundur. Gerak ini dilakukan sebanyak 2 kali yaitu maju dan mundur. Gerak ini dilakukan sebanyak 16 hitungan per 1 kali.
Mata Angin
Gerak ini dilakukan setelah gerak bebas 1 kali yang sebelumnya adalah gerak Siku Keluang maju mundur. Gerak ini dilakukan sebanyak 1 kali. Gerak ini dilakukan sebanyak 16 hitungan.
Titik Batang
Gerak ini bermakna Bahwa keteguhan hati dan keterampilan dalam menghadapin cobaan. Gerak ini dilakukan setelah gerak bebas 2 kali yang sebelumnya adalah gerak Mata Angin. Gerak ini Dilakukan sebanyak 2 kali yaitu maju dan mundur dimana diantara gerak Titik Batang maju dan mundur itu terdapat 1 kali gerak bebas yang memisahkan gerak itu. Gerak ini dilakukan sebanyak 16 hitungan per 1 kali.
Pusing Tengah
Gerak ini bermakna Kepedulian terhadap lingkungannya. Gerak ini dilakukan setelah gerak     bebas 2 kali yang sebelumnya adalah gerak Titik Batang maju mundur. Gerak ini dilakukan sebanyak 2 kali yaitu maju dan mundur. Gerak ini dilakukan sebanyak 8 hitungan per 1 kali


Tarian Zaffin Mandiling (Jawa sekitar)


Dikutip dari IDHEA.NET Karya Seniman Besar Tom Ibnur ZAPINEOZAPIN (Tahun 2000)  Sepengal Sejarah zapin.  Berikut ini 7 Sinopsis Karya Tari Zapin  :

1. Zapineo Langit
Tari ini ungkapan hati ketika memandang langit malam penuh bintang, Betapa kecilnya diri ini, Ketika terbang Kelangit Biru betapa kecilnya pesawatku, ketika kupandang Bumi dar Bulan betapa kecilnya tempat tinggalku ini , Tampa tiang, tampa penyanggah, berapa dan betapa luasnya langit di ciptakannya.
2. Zapineo Biduk
Kehidupan Masyarakat diatas air seperti rakit, Perahu, biduk, kapal dan lainnya menjadi inspirasi dalam buah karya tarim  gerak yang tidak seimbang karena pijakan yang lebih diolah menjadi tarian dalam gerak tak seimbang. Gerak ini telah member dinamika yang kuat dan memerlukan kepiawaian dalam melakukannya.
3. Zapineo Bisik
Karena bisik semua orang tahu. Semakin bisik diapun berwujud fitnah yang menyebabkan orang lainpu diam, tertawa, bahagia, menagis, kecewa ragu, bingung bahkan tak tahhu diri dalam garapannya memberika pandangan bagi hati yang tak terkendakli.
4. Zapineo Tongga
Tongga diambil dari bahasa MInagkabau, yang artinya tunggal.maka zapin ini dibawakan oleh seorang penari yang diiringi dengan petikan Gambus masing-masingmereka akan saling member arti dan isi melalui pandangan bunyi suasana hati akhirnya sangat menentukan lahirnya gerak maupun bunyi.
5. Zapineo Duo
Dua penari dalam gerka yang sama bagai kembar yang tak terpisahkan.keinginan  untuk memisahkan diri   telah dikat oleh naluri yang satu untuk selalu bersama.
6. Zapineo Terbus
Memakai terbus yang   besar dan panjang bagai orang yang sedang berusaha untuk mempertahankan hal yang keliru dan salah. Dia harus mencari dan berusaha untuk mempertahankan agar terbus tak jatuh ditanah. Dia bagai orang besar kepala dan penuh Kesombongan.
7. Zapineo Gasing
Zapin ini berisiskan gerakan putar dari lemah hingga kuat. Putaran bkan hanya berisikankekuatan fisik dan daya tahan. Tetapi memerlukan ketangguhan hati dan pengendalaian emosi manusia. Dalam tarian penari dituntut untuk hadir  dalam keseimbangan hati dan pikiran, serta kejernihan dan kebeningan jiwa. Gasing bagaikan putaran kehidupan sewaktu-waktu oleng dan berhenti.
(arp)
Tarian Jepin (Kalimantan)

Tarian Jipin (Sulawesi Tengah sekitar)

Tarian Jepen (Maluku sekitar)


Tarian Jeppeng (Sulawesi Selatan sekitar)

Tarian Dana-Dani (Nusa Tenggara sekitar)

Tarian Dana-Dana (Gorontalo, Sulawesi Utara sekitar)


Tarian Balumpa (Sulawesi Tenggara sekitar)

Tarian Zaping Kalimantan Barat

Terimakasih !!!

Minggu, 03 Januari 2016

Keeksotisan Pulau Pekajang



Pekajang/Cybia

PulauPekajang 


Pulau Pekajang di Kecamatan Lingga Kabupaten Lingga, Provinsi Kepulauan Riau (Kepri)  yang sebelumnya pernah diklaim sebagai bagian wilayah Provinsi Bangka Belitung (Babel), ternyata menyimpan banyak potensi. Mulai dari hasil perikanan, pantai dengan pasir putih yang jernih serta kandungan cadangan timah di perairan Pekajang.Secara geografis, Desa Pekajang dengan tujuh gugusan pulau ini memang lebih dekat dengan Provinsi Babel. Karena itu, tak heran jika masyarakat setempat, lebih memilih memenuhi kebutuhan pokok dan keperluan lainnya seperti berobat, dengan pergi ke Belinyu, salah satu kecamatan terdekat yang ada di Provinsi Babel.Ketujuh Pulau itu meliputi 1) Pulau Batu Kembung/Sarang Burung, 2) Pulau Batu Tukongyu, 3) Pulau Lalang, 4) Pulau Pasir Keliling, 5) Pulau Penyaman, 6) Pulau Pekajang Besar dan  7) Pulau Pekajang Kecil. Pulau Pekajang Kecil Secara Administrasi wilayahnya masuk kedalam Pemerintahan Kabupaten Lingga yang berdasarkan UU No.31 Tahun 2003 dengan luas daratan dan lautan mencapai 45.456.7162 Km persegi. (sumber: Direktori Pulau-Pulau Kecil di Indonesia)Batas-batas pulau pekajang kecil meliputi :


  • Utara                         : Kecamatan Lingga Timur 
  • Sealatan                    : Provinsi Bangka Belitung (Babel)
  • Barat                         : Provinsi Jambi
  • Timur                        : Provinsi Kalimantan Barat (Kalbar)

Pantai Pulau Pekajang


Selain kandungan cadangan timah di Pekajang diyakini juga masih melimpah ruah. Potensi alam yang dimiliki pulau Pekajang sebenarnya sangat menjanjikan untuk dikembangkan sebagai kawasan pariwisata bahari. Pantai pulau Pekajang yang berpasir putih halus dengan rerimbunan pepohonan yang melatarinya, menjadikan Pulau Pekajang sebagai pesona bagi keindahan alam yang masih alami. Selain pemandangan pantai dan bawah laut yang sangat indah, tutupan karang hidup sangan baik. Serta juga dapat dikembangkan sebagai kawasan wisata pancing tradisional. Kehadiran Penyu di pulau Pasir Keliling yang terdapat disebelah barat pulau pekajang kecil juga dapat dikembangkan menjadi kawasan perlindungan laut masyarakat dimana ini akan menambah variasi aktivitas objek ekowisata bahari bagi ekowisatawan yang akan berkunjung.(arp)


Menuju Dermaga


Dermaga Pulau Pekajang

Bunker Timah Tempo Dulu Pulau Pekajang

Pantai Pulau Pekajang

Pantai Pulau Pekajang

Pantai Pulau Pekajang

Peninggalan Zaman Timah

Bebatuan Kuarsa di Pulau Pekajang


Sekian !!!
Terima Kasih